Selasa, 06 Juni 2017

Jenis–Jenis Resolusi Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh
   Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.  System penginderaan jauh ialah serangkaian obyek atau komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama secara terkordinasi untuk melaksanakan tujuan tertentu.

Resolusi Citra
   Resolusi adalah jumlah piksel atau picture element yang tersusun dalam sebuah gambar digital. Resolusi ditentukan dengan jumlah dan kumpulan piksel yang membentuk gambar foto. Kuantitas dot atau titik dalam bidang gambar sangat menentukan kualitas gambar. Piksel adalah dimensi gambar terkecil dalam bentuk digital. Resolusi merupakan salah satu faktor penentu kualitas gambar digital. Sebab resolusi berbanding lurus dengan kualitas gambar. Semakin tinggi resolusi, semakin bagus kualitas gambar. Sebaliknya, semakin rendah resolusi, semakin rendah kualitas gambar. Tapi, resolusi bukan satu-satunya penentu kualitas. Resolusi gambar hasil kamera digital adalah jumlah panjang maksimum piksel dikali lebar.
   Citra Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan  pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik. Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral,  pengenalan pola spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan (spasial) tertentu.
Di dalam Penginderaan Jauh ada 4 istilah resolusi yakni:
1. Resolusi Spasial
2. Resolusi spektral
3. Resolusi Temporal
4. Resolusi Radiometrik

1. Resolusi Spasial
    Resolusi spasial ialah ukuran terkecil obyek yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor. Dengan kata lain maka resolusi spasial mencerminkan kerincian informasi yang dapat disajikan oleh suatu sistem sensor. Ada dua cara menyatakan resolusi spasial, yakni: resolusi citra dan resolusi medan. Resolusi Citra (image resolution) dapat diartikan sebagai kualitas lensa yang dinyatakan dengan jumlah maksimum garis pada tiap milimeter yang masih dapat dipisahkan pada citra. Misal tiap garis tebalnya 0,01 mm. Ruang pemisah antara tiap garis juga sebesar 0,01 mm. Berarti tiap garis menempati ruang selebar 0,02 mm atau pada tiap mm ada 50 garis. Dalam contoh ini berarti resolusi citranya sebesar 50 garis/mm. Secara teoritik maka resolusi citra yang terbaik 1.430 garis/mm. Resolusi Medan (ground resolution) ialah ukuran terkecil obyek di medan yang dapat direkam pada data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi medan dinyatakan dengan pixel. Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat menyajikan data dan informasi yang semakin rinci. Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi atau halus, sedang yang kurang baik berupa resolusi kasar atau rendah. Disamping itu dinyatakan dengan ukuran dalam meter di lap atau dalam meter per pixel pada citra (Rm/pixel), resolusi medan juga dapat dinyatakan dengan ukuran dalam meter di lapangan yang dapat digambarkan oleh sepasang garis pada citra atau Rm/Lp (meter per line pairs).
Resolusi Spasial dipengaruhi: 1. Skala; semakin besar skala semakin baik resolusinya. 2. Panjang gelombang tenaga elektromagnetik yang digunakan.
Ingat formula e = hc/ λ
1. Kisaran panjang gelombang

2. Ukuran butir-butir film (khusus bagi foto)

Resolusi Spasial
 2. Resolusi Spektral
   Resolusi spektral menunjukkan kerincian λ yang digunakan dalam perekaman obyek. Contoh resolusi spektral SPOT-XS lebih rinci daripada SPOT-P. Keunggulan citra multispektral ialah meningkatkan kemampuan mengenali obyek karena perbedaan nilai spektralnya sering lebih mudah dilakukan pada saluran sempit. Tiga data multi spektral hitam putih dapat dihasilkan citra berwarna. Apabila data multispektral itu tersedia dalam digital akan dapat diolah dengan bantuan komputer. Kelemahannya ialah bahwa resolusi spasialnya menjadi lebih rendah. Artinya antara resolusi spasial dan resolusi spektral terjadi hubungan berkebalikan.

Resolusi Spektral
3. Resolusi Temporal
   Resolusi temporal frekuensi perekaman ulang atas daerah yang sama. Sebagai contoh resolusi temporal ini:
a. Landsat generasi 1 : 18 hari
b. Landsat generasi 2 : 16 hari
c. SPOT : 26 hari atau 6-7 kali/bulan karena sensor dapat ditengokkan arah  perekamannya
d. Satca NOAA : 12 jam 5. Satca GMS : 0,5 jam

Resolusi Temporal

4. Resolusi Radiometrik
    Resolusi radiometrik ialah kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan sinyal. Dengan sensor termal misalnya, kalau sensor 1 mampu merekam beda suhu terkecil 0,2 C dan sensor 2 mampu merekam beda suhu terkecil 0,5 C; berarti resolusi radiometrik sensor 1 lebih baik dari pada sensor 2.

Resolusi Radiometrik
    Dari keempat jenis resolusi ini maka resolusi spasial merupakan resolusi yang terpenting. Kalau orang menyebut resolusi tanpa diikuti keterangan apapun, maka yang dimaksud adalah resolusi spasial. Resolusi spasial: Berbanding terbalik dengan resolusi spektral Berbanding terbalik dengan resolusi temporal Berbanding lurus dengan resolusi radiometric Hubungan antara resolusi spasial dengan resolusi temporal menimbulkan pilihan yang tidak mudah antara keduanya. Sulit untuk memilih antara foto udara (rinci) atau citra satelit yang frekuensi perekaman ulangnya lebih sering. Kerincian penting untuk studi kekotaan misalnya dan resolusi temporal yang tinggi penting untuk memantau perubahan cepat seperti pemekaran kota, pengurangan luas hutan, dsb.


DAFTAR PUSTAKA
Faturohman, Iwan. 2016. Resoluai Citra Penginderaan Jauh. Dalam web (https://www.academia.edu/8501676/Resolusi_Citra_Penginderaan_Jauh diakses pada tanggal 07 Juni 2017)
Latin, Titin Dwinanda. 2015. Penginderaan Jauh. Dalam web (http://marikitabelajarilmubermanfaat.blogspot.co.id/2015/03/tugas-2-matkul-pcd-penginderaan-jauh.html diakses pada tanggal 07 Juni 2017)


Jenis-Jenis Citra Satelit Untuk Perencanaan Wilayah dan Kota

Citra adalah gambaran kenampakan permukaan bumi hasil penginderaan pada spectrum elektromagnetik tertentu yang ditayangkan pada layar atau disimpan pada media rekam atau cetak. Citra satelit adalah penginderaan jauh, yaitu ilmu atau seni cara merekam suatu objek tanpa kontak fisik dengan menggunakan alat pada pesawat terbang, balon udara, satelit, dan lain-lain. Dalam hal ini yang direkam adalah permukaan bumi untuk berbagai kepentingan manusia.
Berdasarkan Misinya,  satelit penginderaan jauh dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam.
  1. Citra satelit cuaca terdiri dari TIROS-1, ATS-1, GOES, NOAA AVHRR, MODIS, DMSP
  2. Citra satelit alam terdiri dari resolusi rendah, yaitu : SPOT, LANDSAT, dan ASTER dan citra satelit resolusi tinggi, yaitu : IKONOS dan QUICKBIRD
Berikut ini merupakan penjelasan dari macam-macam jenis citra satelit
– Satelit Landsat (land satelite)
Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185 km x 185 km. Landsat mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000). Fungsi dari satelit landsat adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut.
Salah Satu Contoh Landsat
Salah  satu contoh citra satelit Landsat
– Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre)
Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat. satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7 bidang liputan. Fungsi dari satelit SPOT adalah untuk akurasi monitoring bumi secara global.
Salah satu jenis citra satelite SPOT
Salah satu contoh citra satelit SPOT
– Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)
Satelit yang dikembangkan negara Jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
Salah satu contoh citra satelit ASTER
Salah satu contoh citra satelit ASTER
– Satelit QUICKBIRD
Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450 km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di California, AS. Quickbird memiliki empat saluran (band). Fungsi dari satelit QUICKBIRD adalah untuk mendukung aplikasi kekotaan, pengenalan pola permukiman, perluasan daerah terbangun, menyajikan variasi fenomena yang tekait dengan kota, dan untuk lahan pertanian, terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan tanaman semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional.
Salah satu contoh citra satelit QUICKBIRD
Salah satu contoh citra satelit QUICKBIRD
– Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m. Ketinggian orbitnya 681 km. Citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil, misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional. Fungsi dari satelit IKONOS adalah untuk pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah, menghasilkan peta baru, memperbaharui peta topografi yang sudah ada, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk dan herbisida.
Salah satu contoh citra satelite IKONOS
Salah satu contoh citra satelit IKONOS
-Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah,pemantauan bencana alam dan survey sumber daya alam.
Salah satu contoh citra satelit ALOS
Salah satu contoh citra satelit ALOS
-Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
Salah satu contoh citra satelit geoeye
Salah satu contoh citra satelit geoeye
-Satelit WorldView
Satelit World View-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digital globe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari World View-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Salah satu contoh citra satelit world view
Salah satu contoh citra satelit world view
-Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanicand Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untukmenggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite,tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km,inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).
Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer);
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde);
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS);
4. DCS (Data Collection System)
5. SEM (Space Environtment Monitor);
6. SARSAT (Search And Rescue Satelite System).
Satelit NOAA digunakan untuk membuat peta suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature Maps/SST Maps), monitoring iklim, studi El Nino, dan deteksi ars laut untuk memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan ikan berlimpah.
Salah satu contoh citra satelit NOAA
Salah satu contoh citra satelit NOAA
Selain dari citra satelit yang disebtkan di atas, masih ada tiga jenis citra satelit lagi yang sering digunakan, yaitu Terra, IRS (The Indian Remote Sensing) dan Meteosat.
-Terra
Terra adalah sebuah citra satelit yang merupakan sebuah spectrometer citra beresolusi tinggi yang dapat mengamati tempat yang sama di permukaan bumi setiap hari. Fungsi dari citra satelit ini adalah untuk pengamatan vegetasi, radiasi permukaan bumi, pendeteksian tutupan lahan, pendeteksian kebakaran hutan, dan pengkuran suhu permukaan bumi.
Salah satu contoh citra satelit TERRA
Salah satu contoh citra satelit TERRA
-The Indian Remote Sensing (IRS)
IRS adalah sistem satelit untuk meyediakan informasi manajemen sumberdaya alam yang berharga. Fungsi dari citra satelit ini adalah untu perencanaan perkotaan dan manajemen bencana.
Salah satu contoh citra satelit IRS
Salah satu contoh citra satelit IRS
-Meteosat
Meteosat adalah sebuah satelit geostasioner yang digunakan dalam program meteorologi dunia. Mengamati fenomena yang relevan bagi ahli meteorologi.
Salah satu contoh citra satelit Meteosat
Salah satu contoh citra satelit Meteosat

Daftar Pustaka
https://selfaseptianiaulia.wordpress.com/2013/05/17/pertemuan-1-macam-macam-jenis-citra-satelit-dan-penggunaannya-serta-menggabungkan-band-pada-landsat/
Modul Sistem Informasi Perencanaan Universitas Islam Bandung

Kelebihan,Keunggulan,Keterbatasan,Kelemahan Penginderaan Jarak Jauh

A. Kelemahan dan Keterbatasan Pengideraan Jarak Jauh 

1. Kelemahan.

  • Secara umum hanya dapat mengenal obyek dimuka bum
  • Media antara satelit dan permukaan merupakan kendalakhususnya untuk sensor optik yang   menggunakan panjang gelombang keci
  • Hanya memberikan informasi yang tepat sesuai dengan kemampuan   sensornya   spasial,  spektralradiometri maupun tempora
  •  Sepanjang kita belum memiliki satelit sendiri,ketergantungan terhadap pihak asing masih dominan
  •  Untuk mendapatkan hasil ketelitian yang tinggisangat diperlukan data-data lapangan sebagai kontrol (GCP).  
2. Keterbatasan
Berupa ketersediaan citra SLAR yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di samping itu jugaharganya yang relative mahal dari pengadaan citra lainnya (Curran, 1985).

B. Kelebihan dan Keunggulan Penginderaan Jarak Jauh 
1. Kelebihan
  •  Pengamatan   lebih  menyeluruh  dan mencakup area yang relatif luastergantung dari sensor dan wahananya.
  • Penginderaan  dilakukan  secara   kontinu  dengan  perioda   tertentu.
  •  Umumnya  satelit  Inderaja  di desain   untuk  waktu  yang cukup lama, antara 2 hingga 5 tahundan bahkan kadang-kadang lebih lama dari yang direncanakan.
  •  Selama  belum  adanya  hukum antariksa internasional yang mengatur boleh atau  tidaknya  melakukan  penginderaan  diwilayah  negara lain, kita dapat membeli data atau mengamati negara lain.
  • Khusus  untuk  satelit  Telekomunikasi atau satelit Mteorologi umumnya cakupannya  sangat  luas   (radius hingga 5.000 km), dapat digunakan untuk pengamatan area secara kontinu.
  •  Untuk penggunaan gelombang mikrosangat membantu mendapatkan citra didaerah yang di-indera meskipun tertutup oleh awankabut dll)
2. Keunggulan
  •  Citra menggambarkan objek di permukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip yang sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah luas dan sifat gambar yang permanen.
  •  Citra tertentu dapat menggambarkan tiga dimensi jika dilihat dengan stereoskop. Gambaran tida dimensi memungkinkan untuk pengukuran tinggi dan volume.
  •  Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya, contoh: untuk mengetahui kebocoran pipa bawah tanah.
  •  Citra dapat dibuat dengan cepat walaupun daerahnya sulit ditempuh memalui darat, contoh: hutan, pegunungan, rawa.
  • Citra sebagai cara pemetaan daerah bencana



Referensi:
PPT Mata Kuliah Pengolahan Citra Digital
http://penginderaanjarakjauh1.blogspot.co.id/2013/02/keunggulanketerbatasan-dan-kelemahan.html

Definisi dan Pengenalan Penginderaan Jarak Jauh (Review Pertemuan Ke-1)

A. Definsi Penginderaan Jarak Jauh 
Secara umum pengindraan jauh dapat didefinisikan sebagai ilmu-tekni-seni untuk memperoleh informasi atau data mengenai kondisi fisik suatu benda atau obyek, target,sasaran maupun daerah dan fenomena melalui analisa dan perhitungan tanpa menyentuh atau kontak langsung dengan benda atau target yang dikaji. 

B. Sejarah Penginderaan Jarak Jauh 
Teknik pengindraan jauh (inderaja) sebenarnya sudah lama di gunakan, yaitu setelah di temukanya kamera. Percobaan pemotretan dari udara pernah di lakukan oleh seniman foto asal Prancis bernama Gaspard Felix Tournachon atau lebih di kenal dengan panggilan Felix Nadar (1858) memotret daerah Bievre, Prancis dari ketinggian 80 meter dengan bantuan balon udara, hasil pemotretan ternyata dapat di gunakan oleh ahli tata ruang kota untuk membuat peta penggunaan lahan dan peta morfologi daerah Bievre. Setelah eksperimen tersebut berhasil maka pemotretan dengan menggunakan wahana balon semakin berkembang, di Amerika foto udara pertama kali di buat oleh James Wallace Black tahun 1860, dengan sebuah balon dengan ketinggian 365 meter di atas kota Boston
Gambar 1 
Felix Nadar 

Pemotretan udara juga pernah menggunakan wahan layang-layang yang pernah di lakukan oleh ED Archibalg (inggris) tahun 1882 dengan tujuan untuk memperoleh data meteorologi. Selanjutnya tanggal 18 April 1906 pemotretan dengan layang-layang di lakukan oleh G.R. Lawrence dari Amerika Serikat untuk memotret daerah San Fransisco setelah kejadian bencana gempa bumi besar dan kebakaran yang melanda daerah tersebut.

Pada tahun 1903 pesawat udara baru di temukan dan uji coba terbang berhasil di lakukan, akan tetapi pemotretan dengan wahana pesawat terbang baru di mulai pada tahun 1909 di atas Centovelli, Italia, dengan pilotnya bernama Wilbur Wright, pemanfaatan citra inderaja banyak di gunakan juga selama perang dunia 1 maupun perang dunia ke II, saat itu penggunaan teknik inderaja sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suatu misi pertempuran. Era perkembangan inderaja yang spektakuler mulai terjadi saat di temukanya roket yang membawa satelit ke ruang angkasa. Hal ini di awali dengan peluncuran satelit TIROS ( Television and Infared Observation Satellite) pada tahun 1960. Yang merupakan satelit tak berawak khusus untuk pengembangan satelit cuaca. Pada perkembangan selanjutnya di luncurkan satelit berawak seperti Merkury, Gemini, dan Apollo,
Gambar  2
Pesawat terbang Wilbur Wright 

Teknologi inderaja dan pemanfaatanya terus berkembang dengan pesat. Jika dahulu sensor yang di gunakan hanya kamera maka sekarang sudah banyak jenis sensor lain seperti Scanner, Magnetometer dan Sonar. Dalm disiplin ilmu geografi dan ilmu-ilmu kebumian yang lain, penggunaan tekik inderaja mejadi suatu kebutuhan. Hal ini karena citra inderaja dapat menyajikan gambaran permukaan bumi sacara nyata sehingga semua objek dan fenomena yang ada di pemukaan bumi terlihat dengan baik namun di batasi oleh ketajaman citra yang di gunakan. Keadaan ini sangat membantu sekali bagi seorang ahli geografi di dalam mempelajari objek kajian geografi seperti pola pemukiman, penggunaan lahan, hidrografi, geologi dan geomorfologi. Bahkan kajian tentang iklim di atas permukaan bumi.
C.  SISTEM PENGINDERAAN JARAK JAUH
Penginderaan jarak jauh adalah ilmu dan teknologi pengumpulan informasi tentang permukaan bumi tanpa melakukan kontak langsung dengan objek bersangkutanIni dilakukan dengan penginderaan dan perekaman energi elektromagnetik yang dipantulkan kemudian memroses, menganalisa dan mengaplikasikan informasi tersebut
Gambar 3 
Sistem Penginderaan jarak Jauh 

Terdapat dua sistem dalam sistem penginderaan jarak jauh yaitu sistem sensor aktif dan sistem sensor pasif.    Sistem pasif (gambar 4)   adalah sistem yang menggunakan energi yang telah tersedia, dalam hal ini adalah energi dari matahari. Untuk seluruh energi yang direfleksikan, sensor pasif hanya dapat digunakan saat ada penyinaran matahari. Pada malam hari, tidak ada refleksi energi dari matahari yang dapat digunakan. Pada sistem pasif radiasi gelombang pendek dipancarkan dari target yang dideteksi. Sistem aktif (gambar 5) adalah sistem penginderaan jauh yang menggunakan energi yang diemisikan sendiri (tidak menggunakan matahari sebagai sumber energi).

Gambar 4
Sistem sensor pasif 


Gambar 5 
Sistem sensor aktif 


Referensi 
PPT Mata Kuliah Pengolahan Citra Digital 

https://ariefcasanova.wordpress.com/2015/03/23/sejarah-perkembangan-pengindraan-jauh/